Disini gue coba melanjutkan artikel sebelumnya mengenai produk VMWare, vSphere 5 yang fokus digunakan untuk data center. Hal yang paling mendasar perlu diketahui buat kita yang mau mencoba belajar vSphere adalah memahami penggunaan istilah yang mirip-mirip dan juga pemahaman konsep dasar penggunaan aplikasi pendukung vSphere (Plugin, vCenter, vClient, VUM, vSphere Web client, VDP, VR, dll). Paling tidak kita harus mengerti pokok aplikasi yang nantinya wajib digunakan. Nah, gue akan coba membahas satu-persatu mengenai hal-hal tersebut.

A. OS & Aplikasi

1. ESXi dan ESX

Istilah ESX & ESXi sudah ditinggalkan mulai vSphere 5 jadi kita tidak perlu pusing membedakannya. Intinya ESXI/ESX/Hypevisor adalah OS yang nantinya digunakan menjalankan VM & me-manage seluruh resources VM. OS ini diinstal langsung ke hardware server. Server yang berisi ESXI dinamakan Host. Mulai vSphere 5 semua jenis vSphere mulai dari essential, standar hingga entersprise menggunakan Hypervisor yang sama. Nantinya yang membedakan adalah jenis licensi setelah masa evaluasi berakhir

2. vSphere Client

vSphere5-IstilahHostSetelah berhasil menginstal ESXI (ingat! jangan mulai terjebak karena istilah), kita perlu instal aplikasi ini, yaitu vSphere client. Aplikasi ini digunakan untuk melakukan konfigurasi dasar VM via Host. Satu vSphere client hanya dapat membuat satu koneksi ke Host. Lalu kalau ada beberapa Host, misal >5 pasti kita akan mulai kerepotan jika membuka banyak aplikasi vSphere client. Oleh karena itu kita perlu software lebih advance, yaitu vSphere vCenter

3. vSphere vCenter

vSphere5-IstilahvCenterApabila virtual environment kita bertambah besar maka perlu dipertimbangkan menggunakan aplikasi ini. Berbeda dengan vSphere client, vSphere vCenter memiliki fitur yang jauh lebih advance dan powerful seperti vMotion, Storage vMotion, dvSwitch, (Distribution Resource Scheduler (DRS), Fault Tolerance (FT), Scheduling & Task, Logging & Alarm serta Hardware Sensors. Akan tetapi perlu diperhatikan vCenter memiliki lisensi tersendiri lepas dari lisensi ESXI. Perlu dimengerti bahwa vSphere vCenter juga hanya dapat dibuka via vSphere Client (lihat gambar di atas)

4. vSphere Update manager (VUM)

Aplikasi yang satu ini memang terbilang optional buat virtual environment yang memiliki < 5 host karena proses update plugin atau bahkan upgrade ESXI masih dapat dilakukan secara manual satu-persatu. Namun apabila kita telah memiliki banyak sekali host dan kita concern dengan bugs & security maka tingkatan aplikasi ini menjadi wajib hukumnya. Aplikasi ini harus diinstal di atas OS berbasis Windows karena belum ada versi appliance-nya

5. vSphere Data Protection (VDP)

Menurut gue aplikasi VDP adalah salah satu metode Disaster Recovery (DR) yang cukup mumpuni tapi tidak setangguh vSphere Replication yang bulat-bulat menyalin VM yang sedang running untuk di-backup. VDP mem-backup data VM berbasis snapshot. Ya, dalam kata lain VDP adalah snapshot dengan fungsi scheduling yang kemudian disalin ke VMDK milik VDP. Ingat! yang di-backup hanya snapshotnya jadi kalau mau restore ya harus ada induknya dong, hehe 😉

6. vSphere Replication (VR)

Metode DR lainnya yang secara utuh menyalin sebuah VM dengan metode VSS (Shadown Copying) ke vCenter atau ke Host lainnya dalam interval dan jadwal tertentu. Jika menggunakan metode ini Anda harus menyiapkan datastorage yang besar sebagai target backup VM tersebut.

Memiliki keenam aplikasi di atas untuk skala perusahaan SMB gue rasa sudah lebih dari cukup plus lisensi sekelas vSphere Essentials atau jika ada dana lebih bisa beli vSphere Essentials Plus.

B. Plugin & Appliance

1. Plugin

vSphere5-plugin

Plugin diinstal di sisi client supaya vSphere Client dapat menggunakan fungsi aplikasi/appliance tersebut. Contohnya pada gambar di atas; vSphere Client sudah terinstal plugin PowerChute, Virtual Data Protection & vSphere Update Manager. Namun ada beberapa appliance yang memang tidak di-support oleh vSphere Client, seperti VDP dan VR. Jadi Anda harus menggunakan vSphere Web Client

2. Appliance

Terminologi appliance di sini adalah OS yang sudah dibentuk menjadi paket, biasanya berekstensi .ova/.ovf. Jadi kita hanya perlu deploy/mounting saja appliance tersebut ke sebuah Host. Keuntungannya kita tidak perlu repot menyiapkan installer, kemudian install OS dan konfigurasi dasar. Appliance juga dapat dikatakan sebagai standard template sebuah OS.

Hampir di semua aplikasi penunjang vSphere ada versi appliance-nya, mulai dari VDP, VR dan bahkan aplikasi sekelas vSphere vCenter pun memiliki versi appliance. Bedanya cuma masalah kompatibilitas di dalamnya, misal jenis database yang di-support, maksimum host yang dapat di-handle, dll. Maka oleh karena itu sebelum melakukan deployment perhatikan kebutuhan dari virtual environment kita.

Bersambung ke bagian dua.