Anti PornBelakangan ini marak beredar kasus video asusila yang dilakukan beberapa aktris papan atas yang sedang naik daun. Jutaan pengunduh yang berbondong-bondong menyaksikan video tersebut bukan hanya dari kalangan dewasa saja, tidak pelak anak kecil yang masih bau kencurpun mampu melihatnya. Hanya dengan bermodalkan duaribu rupiah saja untuk main Warnet sudah bisa mendapatkan akses untuk membuka situs-situs porno. Tentunya hal tersebut dapat dia lakukan jika penyedia jasa memang acuh tak acuh dalam urusan menyaring konten pornografi.

Lalu bagaimana dampaknya bagi perkembangan anak tersebut? menurut sumber Warna Islam, dijabarkan ada enam poin akibat yang akan diderita seorang anak yang sering mengkonsumsi konten pornografi, diantara lain sbb;

  1. Pelecehan seksual
  2. Penyimpangan seksual
  3. Sulit konsentrasi
  4. Tidak percaya diri
  5. Menarik diri
  6. Meniru

*Masing-masing penjelasannya dapat dilihat pada tautan diatas.

Kembali ke topik utama. Sebenarnya banyak cara pendistribusian konten pornografi, baik itu melalui media cetak (majalah), maupun media elektronik (CD/DVD) hingga internet (situs-situs porno). Namun pada pembahasan kali ini saya akan membahas pengawasan dalam lingkup penggunaan internet saja.

Banyak cara membatasi atau menyaring konten pornografi dalam dunia maya. Bisa menggunakan aplikasi filtering, dari yang gratis hingga berbayar. Lalu bisa pula menggunakan plugin untuk browser. Dan yang paling terkenal adalah menggunakan DNS filtering. Aplikasi filtering memang menjadi pilihan utama pada awal pengembangan projek anti pornografi. Contoh seperti program rujukan Menkominfo, yaitu Naomi Filtering & K9 Web Protection yang sempat mem-booming. Ada juga produk aplikasi made in luar dari versi gratis hingga berbayar yang bisa Anda lihat review 10 aplikasi terbaiknya disini. Namun belakangan ini kelemahan aplikasi tersebut sudah mulai kelihatan. Seiring makin banyaknya situs porno pornografi, tidak diimbangi dengan pembaruan database filtering yang ada. Akhirnya aplikasi tersebut-pun kandas. Begitu pula dengan plugin untuk browser yang kurang lebih sama naas-nya dengan aplikasi filtering. Akhirnya pilihan terakhir jatuh pada DNS filtering yang memang disponsori oleh banyak pengembang opensource dan dukungan dari pengguna internet itu sendiri. Anda bisa turut andil dalam pengembangan databasenya secara langsung dengan mendaftarkan situs yang Anda anggap berbahaya atau mengandung konten negatif.

Pertama, dari negeri sendiri ada projek hebat kerjasama antara AWARI, Telkom Indonesia dan BizNet yang bernama Nawala Project.

Nawala Nusantara adalah sebuah layanan yang bebas digunakan oleh pengguna internet yang membutuhkan saringan situs negatif. Nawala Nusantara akan membantu menapis jenis situs-situs negatif yang tidak sesuai dengan peraturan perundangan, nilai dan norma sosial, adat istiadat dan kesusilaan bangsa Indonesia seperti pornografi dan perjudian. Selain itu, Nawala Nusantara juga akan menapis situs Internet yang mengandung konten berbahaya seperti malware, situs phising (penyesatan) dan sejenisnya. ~Tim Nawala~

Anda dapat mengunduh panduan penggunaan DNS Nawala untuk sistem operasi XP/Vista/7 disini.

Kedua, dari seberang sana ada projek yang sangat terkenal, OpenDNS.

OpenDNS is the leading provider of free security and infrastructure services that make the Internet safer through integrated Web content filtering, anti-phishing and DNS. OpenDNS services enable consumers and network administrators to secure their networks from online threats, reduce costs and enforce Internet-use policies. OpenDNS is used today by millions of users and organizations around the world. ~OpenDNS Team~

Anda dapat mengunjungi situsnya disini.

Oh ya, satu lagi kenapa DNS filtering menjadi pilihan banyak user. Karena DNS filtering sifatnya Cross-Platform / Multi-Platform alias bisa dipakai di operasi sistem apapun, gadget apapun, peripheral apapun selama terdapat fitur DNS proxy didalamnya.

Selamat menggunakan internet sehat!.